Rumahku Rumah Para Dewa

        Pulau 1001 Dewa, begitu julukannya. Pulau dengan populasi orang Hindu terbanyak di Indonesia, mencapai 83,46% jika dipersentasekan, tetapi juga bukan berarti agama lain terkucilkan apalagi terhina di Pulau seluas 5.634,40 ha (hektar are) ini. Pulau ku lah bukti nyata sesuatu yang dinamakan "kerukunan antar umat beragama" yang sudah berjalan sejak bertahun tahun lalu.

         Pulau Bali, begitu kalian menyebutnya. Tapi aku? Bukan, Aku lebih mengenal Pulau itu sebagai 'Rumah' sejak 18 tahun masa hidupku, dan akan terus menjadi sesuatu yang kusebut 'Rumah' sekarang, dan selamanya.
      
      Kalau harus menyebutkan tempat wisata di Bali, pasti kita semua sudah langsung berpikiran tentang pantai. Tetapi menurut saya bukan pantai lah yang terbaik dari pulau Bali, tetapi adalah air terjunnya.

 

      Selain memiliki tempat wisata yang menakjubkan. 'Rumah' ku juga memiliki beragam budaya yang sangat menakjubkan dan boleh jadi tidak ada di tempat kalian.

      Budaya yang satu ini disebut Omed-omedan . Omed-omedan adalah upacara yang diadakan oleh pemuda-pemudi  Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar yang diadakan setiap tahun untuk menyambut tahun baru Caka. Atau kalender yang digunakan umat Hindu untuk menentukan kapan upacara tanggal upacara mereka.

          Dimulai dengan upacara untuk meminta keselamatan, kemudian peserta dibagi menjadi dua kelompok, kelompok laki-laki berjumlah 40 dan kelompok perempuan berjumlah 60 berumur 17 sampai 30 yang belum menikah. Setelah aba aba kedua kelompok akan saling berhadapan. Setelah itu kelompok laki-laki dan perempuan akan tarik-menarik menggunakan tangan kosong. Uniknya, selain disirami air dan tarik-menarik, kelompok laki-laki akan berusaha untuk mencium kelompok perempuan dan hal itu diperbolehkan dalam tradisi itu, sehingga itu menjadi menarik untuk disaksikan.

      Itu saja kali ini yang akan saya jelaskan dari 'Rumah' ku, mungkin akan berlanjut lain kali, terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca :)